Skip to content

Posts tagged ‘perubahan organisasi’

TDL 13 : Imajinasikan Semesta

: Serial Insert The Dancing Leader

Dulu ketika kecil, saya mengangankan menjadi orang pintar. Kata orang tua, “Biar tidak ditipu sama orang”. Rajin belajar. Rajin membaca buku. Rajin mendengarkan petuah guru. Apapun selama itu membuat saya jadi lebih pintar. Read more

TDL24: Jantung Perubahan

: Serial Insert The Dancing Leader

Apakah anda pernah mengikuti sosialisasi perubahan organisasi? Saya pernah menyaksikannya di sebuah perusahaan. Sosialisasi dilakukan seorang manajer yang menampilkan berbagai data yang dilengkapi grafik untuk menunjukkan perlunya perubahan. Dilanjutkan dengan penjelasan langkah perubahan yang harus dilakukan karyawan. Dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Read more

TDL23: Mengelola Ramalan Diri

: Serial Insert The Dancing Leader

Ada seorang karyawan yang kinerjanya pas-pasan bahkan cenderung buruk. Atas permintaan sang atasan, karyawan itu dipindah ke unit kerja lain. Setahun kemudian, terjadi keajaiban! Bawahan itu ternyata meraih penghargaan atas kinerjanya. Saya temui atasan barunya untuk mencari tahu bagaimana caranya menciptakan keajaiban itu. “Tidak ada keajaiban. Saya hanya perlakukan dia dengan baik. Saya ajak bicara. Itu saja”. Apa yang terjadi? Read more

Menciptakan Wabah Kebaikan

Presentasi @Bukik di Munas Praktisi Intervensi Perubahan Perilaku, Hotel Karang Setra, Bandung, 30 Nopember 2010. Selamat menikmati. Read more

Virus Wabah Kebaikan

Ini ada beberapa contoh video yang menjadi virus wabah kebaikan. Simpel tapi mengena!

Read more

How social networks predict epidemics?

Tahukah anda bahwa orang di seluruh dunia itu saling mengenal hanya terpisah rata-rata 6 orang? Tahukah bahwa kalau temannya teman anda bahagia maka anda akan bahagia? Read more

TDL22: Menjawab dengan Bertanya

: Serial Insert The Dancing Leader

Saya pernah menyaksikan bagaimana seorang karyawan yang diangkat menjadi pimpinan sebuah organisasi. Dia tiba-tiba sering menyuruh bawahannya. Tanpa diskusi langsung mengambil sebuah keputusan. Benar saja, semua orang keberatan akan keputusan itu tapi hanya berani mengeluh di belakangnya. Mungkin dia masih perlu belajar arti menjadi pemimpin. Read more

TDL21: Bermain itu Bekerja

: Serial Insert The Dancing Leader

Apa artinya bekerja? Teman saya menjawab, bekerja itu adalah melakukan apa yang harus kita lakukan alias menjalankan perintah. Heh masak sih? Kalau mau jujur itulah jawabannya. Semua waktu kita di kantor habis untuk menjalankan apa yang harus kita lakukan. Kita dilarang kan untuk bersenang-senang di kantor. Jangankan bersenang-senang, facebook saja diblokir. Bagaimana menurut anda?

Banyak dari kita memaknai kerja sebagai menjalankan keharusan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan. Apabila target tercapai, maka kita akan mendapat reward sebagai apresiasi atas upaya kita. Pola ini merupakan peninggalan era revolusi industri, sebagaimana tercermin dari pernyataan Henry Ford: Ketika kita sedang bekerja kita harus bekerja. Ketika sedang bermain kita harus bermain. Tak ada gunanya mencampur keduanya”.

Sayangnya, pola itu terus berulang dan berubah menjadi mekanis. Kita tenggelam dalam pola itu, seolah-olah pola itu yang harus dilakukan. Apa dampaknya? Kita kehilangan kreativitas dalam bekerja. Kita bekerja seolah sebuah robot. Kehilangan keluwesan dalam menghadapi perubahan. Penurunan daya adaptasi terhadap hal atau orang baru. Dampak ini menyulitkan kita menghadapi kompetisi yang semakin ketat dan perubahan dinamis yang terjadi.

Dalam jaman globalisasi 3.0, perusahaan dotcom semisal Google sadar pentingnya keseimbangan bekerja dengan bermain. Bekerja yang mengasah otak kiri, bermain yang mengasah otak kanan. Berbagai fasilitas bermain dan bersenang-senang disediakan di kantor Google. Perusahaan yang lain menyediakan 30% waktu karyawannya untuk mengerjakan proyek pribadi, proyek yang ingin dilakukannya. Semuanya itu tujuannya menciptakan kegembiraan dalam bekerja. Bermain itu bekerja, berkonstribusi terhadap pekerjaan dengan cara yang berbeda.

Menjadi The Dancing Leader menggunakan seluruh kapasitas dirinya dalam memainkan tarian perubahan. Ia bekerja sekaligus bermain. Ia serius sekaligus bergembira. Dengan bermain, ia mendapatkan ide segar yang inovatif. Dengan bekerja, ia mengeksekusi ide-ide tersebut.

Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Kapan anda bermain penuh kegembiraan yang berkonstribusi positif pada pekerjaan?”

Ikuti terus dengan follow @bukik di twitter

Bukik.com bekerja sama dengan Trijaya FM Surabaya
akan menyiarkan insert
The Dancing Leader
mulai Senin 4 Oktober selama satu bulan
Ingat, setiap 18.45 atau 19.00 WIB
stay tune on Trijaya FM 104.7
Buat rekan-rekan luar Surabaya
Ikuti streamingnya di http://radiotrijaya.co.id
Jangan lupa masukkan reminder

TDL17: Tanpa matahari, terlihat bintang

: Serial Insert The Dancing Leader

Saya pernah diminta untuk memfasilitasi sebuah pertemuan yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan mendesaknya sebuah perubahan. Sebelum pertemuan, sang direksi mengeluhkan tentang para manajernya yang tidak berani berinovasi. Saya simak dan jadikan keluhan itu sebagai pengayaan wawasan dalam memfasilitasi pertemuan.

Apa yang terjadi dalam pertemuan. Sang direksi mendominasi jalannya pertemuan. Direksi menjadi orang yang paling banyak bicara. Berkali-kali meminta bawahannya untuk mengajukan ide. Para bawahan lebih memilih diam. Ketika ada satu orang yang menyampaikan ide, langsung dibantah dengan argumentasi yang kuat.

Saya jadi ingat dengan metafor “Tanpa matahari, terlihat bintang”. Matahari mewakili segi dominan dari suatu hal, situasi, keadaan, orang, maupun pendekatan. Semisal, orang yang mendominasi kelompok, cara lama dalam menyelesaikan persoalan, bumbu yang menenggelamkan bumbu yang lain. Sementara bintang mewakili yang kurang nampak, kurang menonjol.

Cara dominan ibarat matahari yang begitu terang benderang. Adanya matahari akan menyulitkan kita melihat bintang. Tanpa ada matahari, kita akan melihat bintang. Penemuan cara atau ide baru bisa jadi adalah menyingkapkan apa yang sudah ada selama ini tetapi tertutup oleh terangnya matahari.

Seorang The Dancing Leader bukan matahari, bukan pula bintang. Ia adalah matahari sekaligus bintang. Dalam pagelaran tari, seorang The Dancing Leader sadar kapan berperan sebagai matahari, kapan lebih baik menjadi bintang. Ia percaya diri menjadi matahari dan sekaligus sabar menyingkap terangnya bintang.

Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Apa yang dominan dalam situasi yang anda hadapi saat ini? Apa yang berubah ketika sisi dominan itu diabaikan? Apa bintang yang terlihat terang?”

Ikuti terus dengan follow @bukik di twitter

Bukik.com bekerja sama dengan Trijaya FM Surabaya
akan menyiarkan insert
The Dancing Leader
mulai Senin 4 Oktober selama satu bulan
Ingat, setiap 18.45 atau 19.00 WIB
stay tune on Trijaya FM 104.7
Buat rekan-rekan luar Surabaya
Ikuti streamingnya di http://radiotrijaya.co.id
Jangan lupa masukkan reminder

TDL19: Berselancar ditengah Ketidakpastian

: Serial Insert The Dancing Leader

Ada cara menarik yang dilakukan sebuah organisasi ketika mereka menghadapi persoalan yang timbul. Ketika ada persoalan mereka cenderung menyelesaikan dengan membuat aturan tambahan. Ketika ada kasus khusus maka dibuat aturan khusus yang mengecualikan ketentuan umum. Apakah anda terbayang akibatnya?

Kekhawatiran dalam diri kita akan ketidakpastian mendorong kita berupaya memastikan segala sesuatu, termasuk diantara membuat aturan. Adanya aturan membuat kita bisa memastikan orang melakukan tindakan tertentu dan tidak melakukan tindakan lainnya. Dengan aturan kita mengontrol  situasi ketidakpastian. Itulah kekuatan aturan.

Tapi kekhawatiran akan ketidakpastian membuat kita lupa akan sisi lain dari aturan. Aturan yang semakin banyak akan membuat potensi orang terkekang. Semakin banyak aturan akan semakin mematikan inisiatif. Semakin banyak aturan semakin besar kemungkinan lahir kontradiksi, celah, dan kerumitan.

Sayangnya, kecenderungan umum yang terjadi, semakin besar organisasi maka semakin rumit pula aturannya. Semakin besar organisasi semakin lupa sejarah bahwa mereka lahir karena adanya tindakan untuk memngoptimalkan peluang, bukan karena aturan. Dee Hock, pendiri Visa menyimpulkan, 50% energi kita habiskan untuk mengurusi birokrasi organisasi kita sendiri. Kecenderungan membuat organisasi seolah seperti orang yang terjerat dalam belitan tali yang membuatnya tak bisa banyak bergerak.

Menjadi The Dancing Leader itu mengasah kapasitas untuk mengelola kecemasan akan ketidakpastian. Ketika menghadapi ketidakpastian, ia tidak berubah menjadi penunggang kuda binal yang hilang akal dan akan melakukan apa saja.

Menjadi The Dancing Leader berarti berdamai dengan kecemasan akan ketidakpastian. Ia menahan diri untuk tidak mengontrol situasi melalui aturan. Ia tetap yakin dengan kapasitas positif dirinya. Ia menerima ketidakpastian sebagai sebuah gelombang yang perlu dihadapi. Menjadi The Dancing Leader akhirnya adalah menjadi peselancar yang meluncur diatas gelombang ketidakpastian.

Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Kapan anda merasakan kerumitan aturan yang membuat hal simpel menjadi kompleks? Apa yang bisa dilakukan agar organisasi fokus pada misinya?”

Ikuti terus dengan follow @bukik di twitter

Bukik.com bekerja sama dengan Trijaya FM Surabaya
akan menyiarkan insert
The Dancing Leader
mulai Senin 4 Oktober selama satu bulan
Ingat, setiap 18.45 atau 19.00 WIB
stay tune on Trijaya FM 104.7
Buat rekan-rekan luar Surabaya
Ikuti streamingnya di http://radiotrijaya.co.id
Jangan lupa masukkan reminder