Skip to content

Komunitas dan Taman Kota Surabaya

Surabaya jadi beda. Banyak teman dari Jakarta, Bandung, bahkan Yogya merasa takjub dengan Surabaya saat ini. Mereka terutama menyoroti taman-taman kota yang asri, terawat, nyaman dan terbuka. Tangan dingin Tri Risma telah menciptakan keajaiban. Asri, nyaman dan terbuka pada sebuah taman biasanya bergandengan dengan ketertutupan. Tapi, taman kota Surabaya bisa terbuka dengan tetap asri, terawat dan nyaman. Lalu, untuk apa taman itu ada? Bagaimana taman kota dan komunitas di Surabaya bisa saling berkolaborasi?

Arena Bermain Anak di Taman Bungkul

Awalnya

Banyak orang yang meragukan upaya Tri Risma ketika awal usaha membangun taman kota. Bahkan, perjuangan merebut kembali lahan hijau mendapat gugatan. Setelah berhasil direbut, tanah yang telah tercemar masih harus disehatkan dahulu sebelum pembangunan taman. Perjuangan berat itu tidak sia-sia. Warga Surabaya sekarang mendapat ruang perjumpaan untuk melepas penatnya kesibukan kota.

Taman kota yang terbuka merupakan simbol dari perjumpaan antar individu, keluarga maupun komunitas. Warga Surabaya dari berbagai kalangan membaur dalam keindahan taman kota. Anak kecil, remaja, orang dewasa bahkan lanjut usia bisa kita temui di taman-taman itu. Tidak saja akhir pekan tapi juga di hari kerja, taman kota terus ramai sampai malam.

Arena Pusat Taman Bungkul

Arena Skateboard di Taman Bungkul

Taman Kota dan Komunitas

Sebagai ruang perjumpaan, menarik membahas taman kota dalam konteks perkembangan komunitas di Surabaya. Selasa lalu tepat hari jadi Surabaya ke-718, beberapa komunitas online mendadak kopdar di Taman Bungkul (Baca lengkapnya di Kopdar Komunitas Surabaya). Ada beberapa poin yang perlu menjadi catatan.

  1. Selama ini berbagai komunitas online (dan umumnya mungkin) seolah berjalan sendiri-sendiri tanpa komunikasi yang memadai. Miss komunikasi tampak dengan munculnya trend tagar #Surabaya718 dan #Suroboyo718 di dunia per-twitteran-an Surabaya. Setiap pihak menggalang followernya untuk mentweet dengan tagarnya. Ketika ajakan meluas, muncul kebingungan di kalangan follower twitter. Kejadian ini akan dapat diatasi bila sejak awal masing-masing pihak terbuka dan mengajak pihak yang lain. Semoga ke depan lebih baik.
  2. Setiap komunitas berjuang sendiri membesarkan komunitasnya. Bahkan ada beberapa orang yang curhat kalau dukungan untuk membesarkan komunitasnya justru berasal dari luar Surabaya. Nah lho, tonggo dhewe (tetangga sendiri) dibiarkan, justru orang jauh yang menolong.
  3. Setiap komunitas punya idealismenya sendiri. Begitulah menariknya sebuah kota, ada beragam komunitas dengan beragam idealisme. Kesibukan masing-masing komunitas terkadang melenakan untuk menyapa komunitas yang lain. Bagaimanapun, komunitas Surabaya butuh sebuah kota yang nyaman buat kehidupan bersama.

Mungkin 3 keresahan tersebut berasal dari keadaan yang diwariskan Surabaya sebelum era taman kota. Ketika kota masih minim ruang publik untuk melakukan perjumpaan. Tak heran, komunitas lebih asyik dengan ruangnya sendiri.

Tapi Surabaya sekarang sudah menyediakan taman kota yang asri, terawat, nyaman, dan terbuka. Sudah bukan saatnya lagi untuk berjalan sendiri tanpa saling menyapa. Terlebih lagi, media sosial telah memungkinkan komunikasi yang terbuka.

Bersyukur banget, dalam kopdar itu disepakati bersama untuk membangun gerakan #AyoRek sebulan sekali pada setiap tanggal 3. Ayo Rek!

Kopdar Komunitas Online di Taman Bungkul

Optimalisasi Taman Kota

Taman kota dan komunitas itu ibarat ruang dan penghuninya. Komunitas bisa menciptakan ruang perjumpaannya sendiri. Taman Kota juga bisa menciptakan komunitasnya sendiri. Tantangan berikutnya adalah bagaimana taman kota dan komunitas menciptakan aktivitas kreatif dan produktif.

Tanpa aktivitas kreatif dan produktif, seolah menyia-nyiakan perjuangan berat dalam mewujudkan taman kota. Tanpa aktivitas kreatif dan produktif, komunitas akan mengalami vitalitasnya.

Bagaimana taman kota dan komunitas bisa menciptakan aktivitas kreatif dan produktif? Kolaborasi adalah jawaban simpelnya. Sebuah komunitas bisa melakukan sendiri aktivitasnya, bisa juga bersama-sama banyak komunitas yang lain.

Waktu di linimasa, sempat tercetus ide untuk nanggap Cak Kartolo dan menghidupkan Ludruk Surabaya. Sampai ngajak urunan untuk mewujudkannya. Urunan mungkin bisa dilakukan. Tapi bila ada kesempatan lain untuk mewujudkannya, mengapa tidak kita tempuh? (*ada yang teriak “Opo Cak Bukik?”). Coba simak Kompetisi Indonesia Produktif. Siapa tahu ada komunitas atau semua komunitas bisa menggunakannya untuk menyelenggarakan aktivitas yang produktif dan kreatif.  Kalau ada yang berminat, aku siap bantu nemenin ngobrol idenya biar jadi seru. Ayo Rek! Saatnya berbareng bergerak!

22 Comments Post a comment
  1. Nggak naman, ngak gaol. Ayo jadi anak taman! hehehehe

    12/10/2011
  2. Suroboyo pancen OK… Maju terus Suroboyo, khusunya, dan Jatim pada umumnya. Meskipun bukan warga Surabaya, tetap bangga jadi arek Jatim yang punya ibukota propinsi yang semakin tertata. Semoga Kota Surabaya tidak berkembang seperti Jakarta. Mumpung belum seruwet Jakarta, Surabaya bisa segera dibenahi agar manjadi kota besar di Indonesia yang paling nyaman untuk ditinggali. Bravo Suroboyo!!!!

    🙂 Salam,

    Mochammad
    http://mochammad4s.wordpress.com
    http://piguranyapakuban.deviantart.com

    10/08/2011
  3. lvdou #

    ^_^ happy..

    29/06/2011
  4. @mythuw #

    tgl 3juli sy ikuuuuutt pak bukikkk.yg kmrn g jd dtg.menyesal..
    dimulai dr yg kecil pasti jd besar..arek sby kerrreeeenn..

    07/06/2011
  5. Ibnu Taufan #

    Cak Bukik,
    Bagus sekali … Surabaya sbg metropolitan memang memerlukan ‘ruang terbuka’ yang menjadi hak warga untuk ekspresikan kreatifitas budaya. Berlomba dengan kehidupan konsumerisme urban yang cenderung memberikan ruang bagi individu, maka dibutuhkan ruang kolektif bertemunya berbagai kelas sosial .. terutama wargakota yang sudah pengap di perumahan yang sesak, atau kerja keras yang rutin dalam ‘kotak2’ aktifitas… Gagasan hebat jika bisa hidupkan lagi ludruk di taman2 kota, mendekatkan dengan kelas warga yang paling membutuhkan .. Srimulat pun pernah menjadi ikon seni Surabaya .. pasti tak keberatan jika sesekali hadir di taman kota …

    Selamat dan sukses. Perlu difikirkan untuk jaga keberlanjutannya .. langkah awal yang baik mengajak peran komunitas secara partisipatif …

    Maju terus Cak Bukik ..

    Salam,
    IbnuTaufan

    06/06/2011
    • Wow wow terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak komentar yang menarik

      #AyoRek berpartisipasi mengoptimalkan taman kota

      06/06/2011
  6. rafly #

    tiba2 jd muncul ide lomba taman kota se indonesa dan peruntukannya sbg sarana kumpul punlik masyarakat umum 😀 gmn om,… masuk ndak…

    03/06/2011
    • Ide menarik. Gimana kalau lomba di taman kota? Lomba apa ya?

      03/06/2011
  7. #ayorek kopdar…komen ku tertelan spam terus…

    03/06/2011
  8. serunya bisa kopdaran…
    kapan ya bisa ikutan…..

    03/06/2011
  9. #ayoREK Kopdar lagi REK 😀

    02/06/2011
  10. ASYIK TU NGUMPUL2 DI TAMAN

    02/06/2011
  11. eko #

    Salam kenal konco-konco sedoyo,
    Semoga kopdar makin kece

    01/06/2011
  12. wahyu #

    Salam kenal
    Salam ayo rek dan kopdar ya…

    01/06/2011
  13. Mantap.. ayorek kapan kopdar maneh.. hehe.. belum sempat posting nih pak.. ndak ada stok foto sama sekali ini.. 😀

    01/06/2011
  14. sukses selalu untuk kopdar surabaya 😀

    01/06/2011
  15. Semoga kedepannya makin banyak yang bergabung.. we’ll see 3 Juli.. 8D

    01/06/2011
  16. nonawiina #

    Mantapp pak..semoga kopdar selanjutnya tgl 3 juli lbh bnyk lg arek2 suroboyo yg dtg.sama2 kita tukar pikiran,bagi ilmu,dan mengembangkan networking yg positif. #AyoRek

    01/06/2011

Trackbacks & Pingbacks

  1. Pencerita Jalanan, Aksi Kreatif Menghidupkan Taman Kota | Bukik Ideas
  2. Ada Banyak Jalan Bagi Bintang | bukik ideas

Ngasih Komentar